Rabu, 28 Agustus 2013

Kemerdekaan di Dalam Kristus



Oleh : Pdt.Maruli Marpaung,M.Th.,M.PdK
(Artikel dalm Renungan PEACE Edisi Agustus 2013)
 
Tidak terasa kita sudah memasuki bulan Agustus di tahun 2013 ini. Bagi bangsa Indonesia ini merupakan bulan yang spesial, karena dalam bulan ini akan memperingati dan merayakan kemerdekaan RI yang ke-68. Dimana-mana kita bisa lihat nuansa merah putih sebagai warna bendera Republik Indonesia. Berbagai macam kegiatan selain upacara bendera dipersiapkan di sekolah, kantor, masyarakat kota maupun desa untuk memperingati kemerdekaan ini.
Ini merupakan suatu hal yang sangat disyukuri sebagai rakyat Indonesia, sebagai orang percaya kita bersyukur hidup dalam negara yang merdeka, kita tidak lagi di bawah penjajahan kita bisa bebas menjalani kehidupan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan dan juga peribadatan. Namun di sisi lain ternyata kemerdekaan itu belum dirasakan secara menyeluruh, karena masih ada orang-orang di sebagian tempat yang masih tidak memiliki kemerdekaan dalam hal pekerjaan, pendidikan dan juga dalam hal peribadatan. Sungguh sangat menyedihkan melihat anak-anak yang tidak bisa menaikmati pendidikan dan kesehatan ditengah-tengah negara yang memiliki anggaran pendidikan dan kesehatan yang besar, melihat orang-orang yang rindu beribadah tapi   tidak bisa menjalankan ibadahnya karena rumah ibadahnya disegel di tengah-tengah negara yang memiliki toleransi beragama.
Kemerdekaan yang sebenarnya tidak akan kita temukan dibawah kolong langit ini, karena kehidupan kita memiliki  ruang lingkup yang sangat luas, merdeka di satu bagian belum tentu merdeka di bagian yang lain, berhasil di satu sisi di bagian lain belum tentu berhasil, makanya sangat keliru kalau ada oknum, ajaran atau perusahaan yang bisa memberikan kemerdekaan atau  sukses yang hakiki di bawah kolong langit ini, jangan terlena dengan tawaran seperti ini karena pasti semuanya punya maksud dan tujuan tersendiri.
Namun sebagai orang percaya kita masih memiliki kelebihan, meskipun secara dunia kita tidak bisa memiliki kemerdekaan yang sebenarnya, namun dalam Yesus kita bisa mendapatkan kemerdekaan yang sebenarnya itu. Tuhan Yesus berkata dalam pembacaan Firman Tuhan dalam renungan ini,”Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”  Firman Tuhan ini memberikan jaminan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Ia sebagai Allah yang memiliki otoritas dan yang sempurna dengan tegas menyatakan kemerdekaan bagi setiap orang yang percaya. Kemerdekaan di dalam Kristus tidak akan ditemukan dari yang lain. Dalam konteks pembacaan Firman ini saat Tuhan Yesus menyatakan tentang Kemerdekaan, orang Israel menganggap mereka adalah orang merdeka karena mereka adalah keturunan Abraham, mereka tidak pernah menjadi hamba siapapun. Secara status bangsa Israel bisa berbangga atas status mereka, namun status  itu tidak bisa merubah keadaan mereka yang berdosa, karena Tuhan Yesus berkata, “sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.”  Jadi bangsa Israel belum bebas dari dosa meskipun mereka keturunan Abraham, oleh sebab itu Tuhan Yesus datang menawarkan kemerdekaan kepada mereka, karena hanya Tuhan Yesus baik orang Israel maupun orang bukan Israel dapat beroleh keselamatan yang sebenarnya.   
 Berikut ini adalah beberapa alasan Kemerdekaan  di dalam Kristus adalah kemerdekaan yang sebenarnya yang tak mungkin ditemukan dari yang lain:
Pertama, Yesus Kristus sendiri yang memerdekakan, Tuhan Yesus sebagai Allah bukan hanya menunjukkan kekuasaanNya melalui Firman dan PerintahNya, meskipun Ia mampu, tapi Ia tidak memilih cara tersebut untuk memberikan kemerdekaan. Tuhan Yesus datang sendiri untuk terjun langsung dalam proses penyelamatan orang-orang yang telah siap dilempar ke dalam lautan api karena dosa. Banyak panglima perang disanjung telah memberikan kemenangan bagi bangsanya namun sebenarnya bukan panglima yang pergi ke medan perang, ternyata banyak para prajurit yang tak dikenal telah gugur dalam peperangan tersebut. Tuhan Yesus adalah panglima dan juga prajurit, Ia berada di garis depan untuk mengalahkan  maut, Ia rela mengorbankan diriNya sendiri untuk kita yang berdosa, meskipun secara manusia Ia berat untuk melakukannya namun karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia rela menggantikan kita, setelah Ia mati, Ia dibangkitkan dan memerdekakan setiap orang yang mau percaya kepadaNya. Makanya dikatakan “apabila Anak itu memerdekakan kamu...”  jadi kemerdekaan  yang berasal dari “Anak Itu” yaitu Yesus Kristus adalah sesuatu yang begitu besar dan mulia, tak terbayarkan dengan apapun di bawah kolong langit ini.
Kedua, Kemerdekaan lepas dari kebinasaan.  Kemerdekaan di dalam Kristus bukan hanya sekedar kemerdekaan dari kemiskinan, kemerdekaan dari penyakit, kemerdekaan dari resesi ekonomi, dan kemerdekaan dari kuasa kegelapan, namun kemerdekaan dari Tuhan Yesus Kristus adalah kemerdekaan dari kebinasaan kekal yaitu hukuman lautan api  atau neraka. Kalau lepas dari kemiskinan, resesi ekonomi, penyakit dan kuasa kegelapan. Tuhan Yesus sangat mampu melakukan ini namun terlalu kecil pekerjaan Tuhan Yesus di dunia hanya melakukan kemerdekaan seperti itu, Kemerdekaan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah merdeka dari kuasa maut yaitu kebinasaan orang-orang berdosa yang akan dilempar ke dalam lautan api. Tuhan Yesus memerdekakan orang yang akan binasa bukan dengan barang fana, dan bukan pula dengan emas perak tapi dengan darahNya yang sangat mahal. Sehingga barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dimerdekakan dari murka Allah, bebas dari belenggu dosa dan mendapatkan hidup kekal di surga.
Inilah sukacita kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, sangat disayangkan kalau kita hanya bangga punya status orang Kristen tapi tidak meyakini apa yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Jangan sampai seperti orang Israel, mari Percaya dan Terima Yesus sebagi Tuhan dan Juruselamat, dan terimalah Kemerdekaan yang sebenarnya dalam Yesus Kristus. DIRGAHAYU RI-68.
Tuhan Yesus Memberkati.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar