Oleh : Pdt.Maruli Marpaung,M.Th.,M.PdK
(Artikel dalm Renungan PEACE Edisi Agustus 2013)
Tidak terasa kita sudah memasuki bulan Agustus di tahun 2013 ini. Bagi
bangsa Indonesia ini merupakan bulan yang spesial, karena dalam bulan ini akan
memperingati dan merayakan kemerdekaan RI yang ke-68. Dimana-mana kita bisa
lihat nuansa merah putih sebagai warna bendera Republik Indonesia. Berbagai
macam kegiatan selain upacara bendera dipersiapkan di sekolah, kantor,
masyarakat kota maupun desa untuk memperingati kemerdekaan ini.
Ini merupakan suatu hal yang sangat disyukuri
sebagai rakyat Indonesia, sebagai orang percaya kita bersyukur hidup dalam
negara yang merdeka, kita tidak lagi di bawah penjajahan kita bisa bebas
menjalani kehidupan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan dan juga peribadatan.
Namun di sisi lain ternyata kemerdekaan itu belum dirasakan secara menyeluruh,
karena masih ada orang-orang di sebagian tempat yang masih tidak memiliki
kemerdekaan dalam hal pekerjaan, pendidikan dan juga dalam hal peribadatan.
Sungguh sangat menyedihkan melihat anak-anak yang tidak bisa menaikmati
pendidikan dan kesehatan ditengah-tengah negara yang memiliki anggaran
pendidikan dan kesehatan yang besar, melihat orang-orang yang rindu beribadah
tapi tidak bisa menjalankan ibadahnya
karena rumah ibadahnya disegel di tengah-tengah negara yang memiliki toleransi
beragama.
Kemerdekaan yang sebenarnya tidak akan kita
temukan dibawah kolong langit ini, karena kehidupan kita memiliki ruang lingkup yang sangat luas, merdeka di
satu bagian belum tentu merdeka di bagian yang lain, berhasil di satu sisi di bagian
lain belum tentu berhasil, makanya sangat keliru kalau ada oknum, ajaran atau
perusahaan yang bisa memberikan kemerdekaan atau sukses yang hakiki di bawah kolong langit ini,
jangan terlena dengan tawaran seperti ini karena pasti semuanya punya maksud
dan tujuan tersendiri.
Namun sebagai orang percaya kita masih memiliki
kelebihan, meskipun secara dunia kita tidak bisa memiliki kemerdekaan yang
sebenarnya, namun dalam Yesus kita bisa mendapatkan kemerdekaan yang sebenarnya
itu. Tuhan Yesus berkata dalam pembacaan Firman Tuhan dalam renungan ini,”Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun
benar-benar merdeka.” Firman Tuhan ini memberikan jaminan
kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Ia sebagai Allah yang
memiliki otoritas dan yang sempurna dengan tegas menyatakan kemerdekaan bagi
setiap orang yang percaya. Kemerdekaan di dalam Kristus tidak akan ditemukan
dari yang lain. Dalam konteks
pembacaan Firman ini saat Tuhan Yesus menyatakan tentang Kemerdekaan, orang
Israel menganggap mereka adalah orang merdeka karena mereka adalah keturunan
Abraham, mereka tidak pernah menjadi hamba siapapun. Secara status bangsa
Israel bisa berbangga atas status mereka, namun status itu tidak bisa merubah keadaan mereka yang
berdosa, karena Tuhan Yesus berkata, “sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah
hamba dosa.” Jadi bangsa Israel belum
bebas dari dosa meskipun mereka keturunan Abraham, oleh sebab itu Tuhan Yesus
datang menawarkan kemerdekaan kepada mereka, karena hanya Tuhan Yesus baik
orang Israel maupun orang bukan Israel dapat beroleh keselamatan yang
sebenarnya.
Berikut ini adalah beberapa alasan
Kemerdekaan di dalam Kristus adalah
kemerdekaan yang sebenarnya yang tak mungkin ditemukan dari yang lain:
Pertama, Yesus Kristus sendiri
yang memerdekakan, Tuhan Yesus sebagai Allah bukan hanya menunjukkan
kekuasaanNya melalui Firman dan PerintahNya, meskipun Ia mampu, tapi Ia tidak
memilih cara tersebut untuk memberikan kemerdekaan. Tuhan Yesus datang sendiri
untuk terjun langsung dalam proses penyelamatan orang-orang yang telah siap
dilempar ke dalam lautan api karena dosa. Banyak panglima perang disanjung
telah memberikan kemenangan bagi bangsanya namun sebenarnya bukan panglima yang
pergi ke medan perang, ternyata banyak para prajurit yang tak dikenal telah
gugur dalam peperangan tersebut. Tuhan Yesus adalah panglima dan juga prajurit,
Ia berada di garis depan untuk mengalahkan
maut, Ia rela mengorbankan diriNya sendiri untuk kita yang berdosa,
meskipun secara manusia Ia berat untuk melakukannya namun karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, Ia rela menggantikan kita, setelah Ia mati, Ia
dibangkitkan dan memerdekakan setiap orang yang mau percaya kepadaNya. Makanya
dikatakan “apabila Anak itu memerdekakan
kamu...” jadi kemerdekaan yang berasal dari “Anak Itu” yaitu Yesus
Kristus adalah sesuatu yang begitu besar dan mulia, tak terbayarkan dengan
apapun di bawah kolong langit ini.
Kedua, Kemerdekaan lepas dari
kebinasaan. Kemerdekaan di dalam
Kristus bukan hanya sekedar kemerdekaan dari kemiskinan, kemerdekaan dari
penyakit, kemerdekaan dari resesi ekonomi, dan kemerdekaan dari kuasa
kegelapan, namun kemerdekaan dari Tuhan Yesus Kristus adalah kemerdekaan dari
kebinasaan kekal yaitu hukuman lautan api
atau neraka. Kalau lepas dari kemiskinan, resesi ekonomi, penyakit dan
kuasa kegelapan. Tuhan Yesus sangat mampu melakukan ini namun terlalu kecil
pekerjaan Tuhan Yesus di dunia hanya melakukan kemerdekaan seperti itu,
Kemerdekaan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus adalah merdeka dari kuasa maut
yaitu kebinasaan orang-orang berdosa yang akan dilempar ke dalam lautan api.
Tuhan Yesus memerdekakan orang yang akan binasa bukan dengan barang fana, dan
bukan pula dengan emas perak tapi dengan darahNya yang sangat mahal. Sehingga
barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dimerdekakan dari murka Allah,
bebas dari belenggu dosa dan mendapatkan hidup kekal di surga.
Inilah sukacita kita
sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, sangat disayangkan kalau kita
hanya bangga punya status orang Kristen tapi tidak meyakini apa yang telah
dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Jangan sampai seperti orang Israel, mari Percaya
dan Terima Yesus sebagi Tuhan dan Juruselamat, dan terimalah Kemerdekaan yang
sebenarnya dalam Yesus Kristus. DIRGAHAYU RI-68.
Tuhan Yesus Memberkati.