Sebuah Renungan tentang Kepemimpinan
Oleh : Ev.Maruli Marpaung,M.Th
“Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.”( Yehezkiel 22:30)
Pada masa Yehezkiel Allah mengingatkan bangsa Israel atas dosa yang telah diperbuat oleh umat pilihanNya itu. Termasuk pemimpin sudah menyalahgunakan kekuasaan yang mereka miliki hanya untuk memuaskan keinginan duniawi mereka. Dan Allah melihat sudah tidak ada lagi orang yang dapat dipercaya untuk menjadi pemimpin. Keadaan ini tentunya menjadi keadaan yang sangat memprihatinkan. Kegagalan pemimpin sebelumnya
bukan hanya mempengaruhi masa pemerintahannya namun berpengaruh pada keadaan sesudahnya karena tidak adanya regenerasi pemimpin sehingga tidak ada yang dapat melanjutkan pemerintahan dengan baik.
Akhirnya muncullkan pemimpin yang dipaksakan. Hans Finzel mengatakan melalui surveinya bahwa kebanyakan pemimpin saat ini adalah pemimpin kebetulan bukanlah pemimpin yang sudah direncanakan. Jadi tidak heran setelah menjadi pemimpin yang kebetulan akan melakukan sesuatu yang datang dengan sendirinya saja seperti memperlakukan bawahan seperti anak-anak, padahal yang terbaik adalah memperlakukan mereka dengan sikap menghargai terhadap orang dewasa sebagai sumber daya yang paling berharga dalam meraih sukses.
Tentunya dalam organisasi gereja kita tidak mau mengalami keadaan seperti yang terjadi pada masa Yehezkiel dan juga kita tidak mau memiliki pemimpin yang kebetulan saja. Oleh sebab itu dalam pelayanan mari kita melihat prinsip Tubuh Kristus dimana semuanya memiliki hubungan yang interdependen yaitu hubungan yang dibangun dari beberapa anggota yang memiliki keunikan tersendiri dan semuanya memiliki hubungan ketergantungan. Saling membangun, saling melengkapi dan saling membantu. Bukan sebaliknya yaitu : saling tidak membangun karena takut menjadi saingan, saling tidak melengkapi karena takut kehilangan kehormatan dan saling tidak membantu karena lebih mementingkan kepentingan sendiri.
Jadi kerinduan untuk mendapatkan pemimpin yang ideal dalam pelayanan pasti ada di benak kita semua. Pertanyaan siapa yang layak untuk menjadi pemimpin sering kita pertanyakan baik kepada diri sendiri maupun kepada rekan sepelayanan kita. Kata pemimpin sangat dekat dengan kata PENGARUH, karena dimana ada pemimpin pasti disitu ada Pengaruh. Bila seseorang disebut pemimpin namun tidak ada pengaruh maka untuk orang seperti ini Dr.John Maxwel mengatakan “Ia menyangka dirinya pemimpin..namun tidak memiliki pengikut seorangpun..hanyalah jalan-jalan.” Pemimpin yang berpengaruh adalah seorang yang menginspirasikan orang untuk pergi ke tempat-tempat yang takkan mau kita datangi sendiri, dan untuk mencoba hal-hal yang tak pernah kita sangka ada dalam diri kita.
Alangkah luar biasanya bila kita memiliki pemimpin yang dapat mengarahkan kita pada tantangan –tantangan hidup yang bahkan belum pernah kita alami. Sudah tentu pelayanan akan mengalami banyak terobosan-terobosan penting yang semuanya demi kemuliaan Nama Tuhan Yesus. Dimana Banyak jiwa dimenangkan untuk Kristus, Gereja bertumbuh secara kualitas dan kuantitas. Dan terjadi hubungan yang harmonis dalam pelayanan seperti prinsip Tubuh Kristus.
Melalui tulisan ini penulis mengajak para pembaca untuk berinteraksi mungkin ada masukan-masukan untuk para pemimpin kita, dengan demikian kita dapat membantu dalam proses mencari pemimpin yang kita rindukan dapat memberikan terobosan baru di dalam pelayanan. Harapan kita melalui masukan-masukan itu orang-orang yang hendak mau menjadi pemimpin dapat membacanya dan mereka dapat mempersiapkan diri agar tidak menjadi pemimpin yang kebetulan saja. Terima Kasih. Tuhan Yesus dimuliakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar