Rabu, 10 Agustus 2011

Pujian Kepada Allah


Nats : Mazmur 107:1-22
Oleh : Maruli Marpaung,M.Th
     
     Pujian merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan kekristenan. Baik berbicara tentang persekutuan, ucapan syukur, penghiburan, penginjilan, dan sebagainya, semuanya tidak lepas dari Pujian. Sampai-sampai Pujian itu menjadi ciri khas suatu denominasi yang sudah kita ketahui bersama-sama. Dalam tulisan ini kita tidak membahas bagaimana cara  Memuji Tuhan dengan benar, karena masing-masing kita mempunyai keyakinan dan cara tersendiri dalam menyampaikan Pujian kita kepada Allah.
            Yang menjadi masalah adalah apakah motivasi kita dalam menyampaikan Pujian kepada Allah sudah benar sesuai dengan apa yang Allah kehendaki? Hal ini perlu untuk direnungkan karena dari pemantauan penulis setelah melayani dan hadir dalam berbagai jenis ibadah dalam denominasi yang berbeda-beda sering menemukan hal-hal yang mengganjal, seperti: Para Anggota Tim Pujian Penyembahan yang begitu luar biasa hebatnya dalam memimpin jemaat dalam Pujian tetapi waktu jam khotbah di balik panggung mereka hanya becanda ria dan membahas musik yang mereka baru mainkan, demikian juga jemaat yang baru saja menyanyikan Pujian dengan begitu luar biasa tetapi setelah Ibadah ribut dengan jemaat lain hanya karena masalah parkir mobil, Anggota Paduan suara yang baru saja menyanyikan Pujian dengan harmonisasi nada yang bagus sebelum dan sesudah Ibadah mereka merokok dulu dengan alasan agar suara lebih bagus, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian lain yang membuat penulis menjadi bertanya, apakah semua bentuk Pujian yang  dilakukan dalam pelayanan, seperti melalui Nyanyian bersama dalam Ibadah, solo, Vokal Group, Paduan suara, Worship Leader, Tim Musik, Pemain Rebana dan bentuk-bentuk lainnya sudah memiliki motivasi yang benar? atau  memiliki motivasi yang lain seperti : Hanya sekedar memuaskan keinginan jiwa yaitu  sebagai wadah untuk menyalurkan hobby, Agar dikenal banyak orang karena memiliki kemampuan  yang lebih, karena mau mendekati seseorang yang disukai dalam Tim Pujian Penyembahan dan Paduan suara, dan motivasi-motivasi yang lain.
            Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat Roma, “Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.(Roma 10 :2) dan juga kepada Timotius tentang hari-hari terakhir, Paulus berkata “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! ( II Timotius 3:5). Dari kedua peryataan ini kita bisa melihat bahwa Paulus sangat menyayangkan orang-orang yang kelihatannya giat dalam pekerjaan Tuhan tetapi ternyata dengan motivasi yang salah dengan mendirikan kebenarannya sendiri. Dengan demikian biar sehebat apapun Pujian yang kita sampaikan, Musik yang sangat bagus, Tarian yang sangat menarik, semuanya itu sia-sia saja dihadapan Tuhan. Hal ini ibarat bila kita mempunyai HP yang sangat bagus, mahal dan canggih. Kita bangga memperlihatkannya kepada orang lain, tetapi semua kecanggihannya itu tidak akan bisa berguna sesuai dengan fungsinya bila tidak ada pulsanya.Kecanggihannya itu tidak akan menghubungkan kita dengan HP orang lain kalau tidak ada pulsa.
            Melihat semua inilah penulis terdorong untuk membahas dari Firman Tuhan tentang motivasi kita menyampaikan Pujian kepada Allah. Motivasi ini ibarat Pulsa dalam HP kita. Dengan Motivasi yang benar maka Pujian kita akan menjadi Pujian yang harum bagi Tuhan Yesus. Pemazmur memberikan kita beberapa motivasi yang mendorongnya menyampaikan Pujian kepada Allah. Dalam Mazmur 107 : 1- 22, Pemazmur menyampaikan ada 3 hal yang menjadi motivasi Pemazmur menyampaikan Pujiannya kepada Allah,yaitu : Pertama, Dalam pujiannya Pemazmur berkata, ”Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan ( Ayat 1-2). Dari Pujian ini, Motivasi Pemazmur memuji Tuhan adalah karena kita adalah orang-orang yang sudah ditebus. Karya Terbesar yang dilakukan oleh Yesus Kristus adalah Mengorbankan dirinya sebagai Penebus atas dosa-dosa  manusia, sehingga setiap orang yang percaya dan menerima penebusan itu akan menerima keselamatan. Salah satu Perkataan Yesus di kayu salib Ia katakan, “ Sudah selesai” artinya sudah lunas dibayar. Dosa kita telah ditebus atau dibayar dengan harga yang lunas bukan dengan emas perak atau barang yang fana tetapi dengan darahNya sangat mahal. Kita yang berdosa yang seharusnya mendapatkan upah Maut karena upah dosa adalah Maut, dan dikatakan dalam Firman Tuhan, “maut dan kerajaan maut itu akan dilemparkan ke lautan api atau neraka.” Tetapi Allah mau agar kita semua bisa diselamatkan. Inilah Motivasi utama kita mengapa Kita harus memuji Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Jadi bagi yang belum pernah meyakini bahwa dosanya sudah ditebus oleh Tuhan Yesus di kayu salib, mari saat ini buka hati kita dan berdoa katakan kepada Tuhan,”Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau telah menebus dosaku di kayu salib, aku yang berdosa kini menyadari bahwa aku tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri dengan perbuatanku, saat ini aku mau menerima engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat.Aku mau membuka hatiku untukMu dan jadilah Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupanku.Amin  Saat anda berdoa demikian, maka saat itu pula Anda diberi kuasa menjadi Anak Allah            (Yoh.1:12). Kita adalah saudara di dalam Yesus karena kita adalah orang –orang yang ditebus oleh Tuhan dan kita memiliki pengharapan yang pasti bahwa Kelak kita pasti akan ke surga.
            Kedua, Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.(Ayat 8-9) Dalam Pujian ini Pemazmur merasakan penyertaan Tuhan dalam kehidupannya, Ia menyadari bahwa Allah mengasihinya dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan yang Ajaib kepadaNya, jadi dari ayat ini Motivasi Pemazmur Memuji Tuhan adalah karena Ia mengetahui Bahwa Allah mengasihinya.  Penyertaan dan berkat-berkat Tuhan yang nyata menyebabkan Pujian keluar dari mulut kita kepada orang yang mengasihi kita. Coba anda bayangkan bila anda tidak mengetahui siapa yang mengasihi anda. Bisakah Pujian keluar dari mulut anda? Bila dalam kehidupan kita hadir seseorang yang misterius, dimana ia mengatakan  bahwa Ia mengasihi anda, setiap saat anda dikirimin sms menyatakan kasihnya kepada anda, lalu anda dikirimin bunga ke rumah dan kantor, juga dikirimin makanan dan banyak hal lain yang anda butuhkan dia berikan, tetapi ia tidak pernah menyatakan identitasnya kepada anda. Dapatkah anda menyatakan Pujian anda kepada orang tersebut? Saya yakin bukan pujian yang keluar tetapi rasa gelisah dan penasaran selalu menghantui anda.Tetapi sebaliknya bila anda mengetahui orang tersebut dan orang tersebut juga ternyata orang yang anda kasihi selama ini  maka saya yakin dan percaya maka secara spontan Pujian akan anda sampaikan kepada orang yang memberikan perhatiannya kepada anda. Demikian juga Allah telah membuktikan kasihNya kepada kita dengan Mengaruniakan anakNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus, Ia mau berkorban di kayu salib sehingga barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal di sorga.
            Ketiga, Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai! (Ayat 21-22) Dalam Pujian ini Motivasi Pemazmur memuji Tuhan adalah Karena ia hendak menceritakan pekerjaan-Pekerjaan Allah.  Di dalam Pujian yang biasa dilakukan dalam peribadatan mengandung 4 hal yaitu Lirik, Nada, Musik dan Tarian. Terlepas dari bagaimana kita memainkannya, yang perlu dipertanyakan adalah apakah semuanya itu bertujuan untuk Menceritakan Pekerjaan Allah sehingga menjadi berkat bagi orang lain. Yang menjadi masalah adalah ada kelompok Paduan Suara yang hanya fokus pada nadanya saja, tanpa memperhatikan liriknya dan bahkan tidak mengerti apa yang dinyanyikan yang penting dia kuasai nadanya. Ada juga seseorang memuji hanya karena heboh di musik dan menganggap lagu-lagu yang membuat Roh yang menyala-nyala adalah lagu Rohani baru yang sedang hits sedangkan lagu Rohani yang lama dianggap sudah kuno. Dan yang lain menganggap bahwa dengan tarian atau gerakan yang menghebohkan dikatakan sedang kepenuhan Roh Kudus. Oleh sebab itu mari kita lihat kembali Pujian yang kita sampaikan kepada Tuhan, apakah semuanya itu menceritakan segala Pekerjaan Allah dalam kehidupan kita yang sudah menyelamatkan kita, Menghibur kita, menolong kita dalam persoalan, dan memberkati kita dalam kehidupan kita.
            Biarlah melalui tulisan ini kita bisa  evaluasi kembali Pujian kita kepada Tuhan. Kita bisa memurnikan motivasi kita dalam menyampaikan Pujian kita kepada Tuhan, Bila ada yang memiliki Motivasi yang keliru sebelumnya, anggaplah itu menjadi batu loncatan untuk kita bia memperbaikinya. Harapan kita semua adalah Segala Pujian kita kepada Tuhan bisa menjadi pujian yang Harum di hadapan Tuhan. Dan dengan demikian kita juga bisa semakin bertumbuh di dalam Tuhan dengan bertambahnya Pujian kita kepada Tuhan itu artinya semakin banyak Karya Tuhan yang kita rasakan dalam kehidupan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar