Membaca judul renungan ini, terlintas dalam benak kita bahwa “jawaban” Tuhan tersebut merupakan kegagalan dalam doa kita. Mengapa? Sebab jawaban yang di berikan tidak sesuai dengan harapan dan permohonan kita. Masalahnya, apakah sejatinya memang demikian? Lantas, bila kita menghadapi pergumulan dan “amat sangat” mengharapkan pertolongan dari Tuhan, tetapi kenyataan membuktikan bahwa Tuhan tidak segera memberikan pertolongan atau bahkan yang terjadi justru sebaliknya, bagaimanakah sikap kita? Kecewa, jengkel, ngambek, protes, tidak percaya, putus asa, memboikot diri untuk tidak mau ke gereja, marah ataukah merasa percuma sebagai orang Kristen?! Secara manusiawi, bila ekspresi kita termasuk salah satu diantaranya tentunya lumrah dan sah-sah saja. Persoalannya, sebagai seorang Kristen yang notabene merupakan Umat Tebusan Kristus, serta sudah mengikatkan diri sepenuhnya dalam kasih dan percaya kepada Tuhan Yesus, pernahkah kita merenungkan jawaban”tidak” dari Tuhan tersebut secara rohani dan dewasa? Oleh sebab itu marilah saat ini meminta kekuatan dari Tuhan agar kita bisa meyakini bahwa Jawaban Tuhan adalah jawaban yang terbaik dalam kehidupan kita. Ada saat-saat kita harus menjalani untuk kemajuan rohani kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar