Jumat, 29 Oktober 2010

Jangan Tanyakan "Mengapa" kepada Allah

Oleh : Maruli Marpaung,MA

Sering kali dalam kehidupan ini ada saatnya manusia mengalami suatu masa dimana manusia merasakan suatu ketidakadilan.Hal ini bukan hanya terjadi bagi orang-orang yang tidak percaya tetapi hal ini juga banyak kita temukan di dalam kehidupan orang-orang percaya. Pada saat-saat mengalami ketidakadilan manusia sering sekali membuat suatu pertanyaan yang pada umumnya memakai kata tanya “Mengapa….?” seperti: “Mengapa saya alami hidup begini ?, Mengapa harus aku yang menanggungnya ?,mengapa pada saat begini hal ini terjadi ?,dan sebagainya.”
Pengalaman seperti ini juga penulis alami di saat sepuluh tahun yang lalu orangtua laki-laki dari penulis dipanggil oleh Tuhan Yesus kembali ke surga. Penulis merasakan suatu ketidakadilan yang dari Tuhan, Dimana disaat penulis masih membutuhkan perhatian dari seorang bapak, dimana saat itu masih duduk di kelas 3 SMP tetapi Tuhan berkehendak lain. Pertanyaan-pertanyaan yang memakai kata tanya “mengapa “ terlontar banyak sekali penulis sampaikan kepada Tuhan. “ Mengapa begitu cepat Tuhan panggil bapakku ?,mengapa begitu tega Tuhan melakukan ini kepadaku ?, mengapa penderitaan ini harus aku yang alami ya Tuhan ?”.
Saudaraku kalau kita perhatikan pertanyaan-pertanyaan diatas, memang dari segi kemanusiaan kita sangat lazim kita mengatakan pertanyaan yang sama kepada Tuhan pada saat kita mengalami penderitaan atau ketidakadilan di dalam hidup kita, tetapi bila kita evaluasi secara tidak sengaja kita telah mempersalahkan Tuhan di dalam pertanyaan kita itu. Kita telah menganggap bahwa Tuhanlah sumber dari segala penderitaan dan ketidakadilan yang kita alami di dalam kehidupan kita. Padahal ada Firman Tuhan mengatakan dalam Yakobus 1 : 13a “ Apabila seorang dicobai , janganlah Ia berkata : Pencobaan ini datang dari Allah !”.Dalam penderitaan dan ketidakadilan yang kita alami, kita dapat bersedih tetapi baiklah kita bersedih jangan sama seperti orang yang tidak punya pengharapan seperti yang tertulis dalam I Tesalonika 4 : 13b “ Supaya kamu tidak berdukacita sama seperti orang lain yang tidak mempunyai pengharapan .”
Oleh sebab itu pada saat ini marilah kita melihat kebesaran daripada Allah yang kita sembah di dalam Yesus Kristus. Dialah Allah diatas dari segalanya yang memiliki kuasa diatas dari segalanya. Didalam kebesaran kuasaNya itu Allah bisa mengatur segala sesuatu menurut kehendak dan rancanganNya. Tetapi walaupun demikian Allah tidak menciptakan manusia sama seperti robot yang bisa dia kendalikan seturut dengan kehendakNya. Tetapi Allah juga memberikan manusia yang namanya kehendak,kemauan dann kebebasan memilih. Disinilah kita bisa lihat yang nama kedaulatan Allah yang sangat tinggi diatas dari segalanya. Kedaulatan ini adalah sesuatu yang memang yang sulit kita mengerti dengan pikiran kita. Dan pada saat kita menyadari bahwa pikiran kita sangat terbatas pada saat itu juga kita harus sadar bahwa kita adalah manusia biasa yang tidak ada bandingannya dengan Allah. Dan dalam keadaan seperti itulah kita bisa mengagumi betapa besarnya Allah yang kita sembah itu. Oleh sebab itulah kita sebagai manusia hanya bisa berserah dan yakin atas rencana Tuhan di dalam kehidupan kita adalah rancangan yang membawa damai sejahtera bukan rancangan yang membawa kecelakaan.
Untuk bisa melihat lebih dalam lagi tentang Kedaulatan Allah, marilah kita belajar dari Kitab Habakuk. Didalam kitab ini kita akan melihat ada 3 hal yang merupakan Kedaulatan Allah yang sebenarnya tidak layak kita pertanyakan kepada Tuhan. Di dalam kitab ini kita akan melihat Nabi Habakuk yang selalu bersungut-sungut kepada Tuhan pada saat ia mengalami penderitaan dan ketidakadilan. Dia tidak mengerti akan kedaulatan Allah sehingga Ia kerapkali mempertanyakan sesuatu yang sebenarnya tidak layak ia mempertanyakan hal itu dan juga di dalam pertanyaannya itu Ia sudah mempersalahkan Tuhan.
Ketiga hal yang merupakan Kedaulatan Allah yang akan kita bahas dalam kitab habakuk ini adalah :
Pertama, Allah tidak pernah kompromi terhadap dosa. Di dalam 1:2-3 Habakuk berkata “ Berapa lama lagi Tuhan aku berteriak tetapi tidak Kau dengar, aku berseru kepadaMu PENINDASAN tetapi tidak Kau tolong ? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman ? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku, perbantahan dan pertikaian terjadi. Di dalam keluhan Habakuk kepada Allah, kita bisa melihat bahwa Habakuk merasa ketidakadilan dari Tuhan, Ia berpikir bahwa Allah mau tetap berkomprmi terhadap dosa.Karena sekian lama Ia menjadi nabi di Kerajaan Israel Utara, tetapi hukuman Tuhan tidak pernah datang atas mereka sehingga dosa semakin merajalela. Habakuk juga merasa bahwa doa-doanya tidak pernah dijawab oleh Tuhan. Padahal sebenarnya, Habakuk harus sadar bahwa itu semua adalah kedaulatan Allah dimana dari manusia diciptakan sampai akhir sampai sekarang dan yang akan datang Allah tidak pernah mau kompromi terhadap dosa, cepat atau lambat Allah akan menghukum dosa. Dan bahkan karena dosa Allah mau mengorbankan anakNya yang Tunggal sebagai bukti bahwa Allah rela membayar dengan harga berapapun demi menunjukkan kepada manusia bahwa Allah tidak pernah mau berkompromi terhadap dosa.
Kedua, Allah dapat memakai apapun untuk menyatakan kehendakNya, di dalam 2 : 13b Habakuk berkata“Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, menelan orang yang lebih benar dari dia ?” Keluhan kedua dari Habakuk adalah Ia tidak bisa menerima dimana untuk menghukum bangsa Israel Utara karena pelanggaran mereka Allah telah memilih bangsa Kasdim dari utara yang gagah perkasa dan sangat tangkas dalam berperang untuk menyerang bangsa pilihan Allah itu. Allah memakai bangsa yang tidak percaya atau bangsa kafir untuk menghukum bangsa Israel. Memang kalau dipikirkan dengan pikiran kita yang terbatas, sangatlah tidak masuk akal kalau Allah memakai bangsa yang tidak percaya untuk menghukum bangsaNya sendiri. Inilah Kedaulatan Allah yang tidak perlu kita pertanyakan kepada Allah, karena Allah dapat memakai apapun untuk menyatakan kehendakNya. Bukan hanya musuh kita, Allah bisa juga memakai orang-orang terdekat dengan kita, lingkungan kita, dan bahkan Allah bisa pakai binatang peliharaan atau benda-benda mati yang ada di sekitar kita. Oleh sebab itu sebagai orang percaya marilah kita lebih sensitif atas kehendak Tuhan kepada kita, sehingga kita dengan cepat melihat bahwa Allah sedang bekerja di dalam kehidupan kita. Salah satu tanda orang percaya yang bertumbuh adalah orang sensitif terhadap dosa-dosa yang kecil.
Ketiga, Bagi Allah segala sesuatu Indah pada waktunya, di dalam 2 : 2 – 3 dikatakan. Lalu Tuhan menjawab aku ,demikian : Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.sebab penglihatan itu masih menanti saatnya , tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat ,nantikanlah itu , sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Ini adalah pernyataan Tuhan kepada Habakuk bahwa segala sesuatu akan Tuhan singkapkan sesuai dengan waktu Tuhan . Cepat atau lambat semua akan dinyatakan oleh Tuhan dengan pasti. Bangsa Kasdim yang tidak percaya yang dipakai oleh Allah untuk menghukum bangsa Israel juga akan dibinasakan oleh Allah juga.
Jadi saudaraku, setelah kita melihat kedaulatan Allah yang tidak dapat kita bantah di dalam kitab Habakuk ini, kita sebagai orang percaya bisa mengevaluasi kehidupan kita selama ini , apakah didalam kehidupan kita ini, pada waktu kita mengalami penderitaan atau ketidak adilan, kita juga bertindak seperti Habakuk ? Sebagai orang percaya kita dituntut untuk memiliki keseimbangan Kebutuhan dan Kedaulatan Allah.Orang yang tidak memiliki keseimbangn ini disebut dengan istilah shizopedic, dimana orang seperti ini terlalu memaksakan kehendaknya sendiri dibandinmgkan dengan kehendak Tuhan, orang seperti inilah yang kurang mempercayai Kedaulatan Allah, biasanya orang seperti ini bisa kita pada waktu mereka berdoa dimana di dalam doanya mereka seolah-olah nampaknya serius dalam berdoa tetapi ternyata mereka sedang memaksakan Tuhan agar doanya dijawab. Dan mereka berpikir bahwa Tuhan menjawab doa mereka hanya dengan jawaban “YA” kalau “tidak” atau “tunggu” mereka menganggap itu belum jawaban Doa sehingga mereka terus berdoa dengan kata yang selalu diulang-ulang. Sebagai orang percaya yang memiliki keseimbangan marilah kita mengambil tindakan dari Sadrakh, mesakh dan Abednego pada saat mereka diperhadapkan dengan hukuman api yang telah disiapkan oleh Raja Nebukadnezar.Walaupun mereka sedang diperhadapkan dengan maut mereka berkata demikian “ Hai Nebukadnezar, asal Raja tahu bahwa kami percaya bahwa Allah yang kami sembah mampu mengeluarkan kami dari perapian yang menyala-nyala itu tetapi walaupun sekalipun tidak maka kami tidak akan memyembah patung yang tuanku buat itu.” Kita lihat antara kebutuhan mereka dengan Kedaulatan Allah terjadi keseimbangan di dalam iman mereka bertiga.
Oleh sebab itu keseimbangan sangat diperljalanan hidp kita sebagai orang percaya, Percayalah Allah yang kita sembah adalah Allah yang Berdaulat,Ia tahu kebutuhan kita da ia telah merencanakan sesuatu yang baik di dalam kehidupan kita.Dan /ia tidak akan membuat kita menderita terus menerus.Karena ada tertulis Bahwa Penderitaan yang kita alami pada saat ini tidak ada bandingannya denga kemuliaan yang akan kita dapatkan. Marilah kita bermegah di dalam kesengsaraan kita karena kesengsaraan akan menimbulkan ketekunan, ketekunan akan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan dan pengharapan kita tidak mengecewakan.(Roma 5:3-5)

Kamis, 28 Oktober 2010

CHURCH of FAITH

Faithful       : Siap setia kepada Allah ( I Tim.1:12)
Availability  : Siap Sedia melayani (II Tim 4:2)
Innovative   : Siap membuat terobosan (Kis.17:23)
Teachable   : Siap Mengajar dan Menginjil ( II Tim.2:2 ;IITim.2:15)
Heart          : Siap Memberi hati untuk pelayanan (I Tim.1:18)

Gereja BERIMAN ( Church of FAITH ) adalah suatu visi untuk mewujudkan cita-cita Orang Percaya yang mau mengalami pertumbuhan rohani baik secara kualitas maupun kuantitas, karena memang hal inilah yang berkenan bagi Allah seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus kepada Timotius, ” Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”(I Timotius 2:3-4).
Kata “FAITH” yang dalam Bahasa Inggris berarti Iman yaitu sebagai dasar dari semua kepercayaan kita kepada Yesus Kristus dan dalam kata “FAITH” itu juga merupakan singkatan dari 5 kata yang memiliki makna yang mengerakkan orang percaya dalam mewujudkan pertumbuhan rohani yang sempurna. Adapun Kelima kata yang inspiratif itu adalah :
1. Faithful: Siap setia kepada Allah ( I Tim.1:12)
“Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku”. Dalam pelayanannya Rasul Paulus bersyukur karena Allah menganggap ia “Faithful”( setia) dalam Tuhan. Kita bisa saja mengklaim diri kita Setia kepada kepada orang lain tetapi penilaian itu merupakan penilaian yang relatif karena penilaian tersebut tergantung dari sudut pandang mana orang melihat. Seorang anggota perampok yang tertangkap polisi juga bisa dikatakan setia jika ia tidak mau memberitahukan siapa bosnya kepada polisi. Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa dalam pelayanan bukan kita yang mengatakan bahwa Kita setia kepada Tuhan, Tetapi Tuhanlah yang akan menganggap kita setia dalam pelayanan. Pada pernyataan ini Rasul Paulus tidak mengatakan bahwa dia setia kepada Tuhan Yesus tapi Allah yang menganggap ia setia. Ia hanya menjalankan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya untuk menjadi alat Tuhan bagi bangsa-bangsa lain, Raja-raja dan orang Israel(Kis.9:15).
Pelajaran yang bisa kita lihat dalam Paulus adalah ia tetap konsisten dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepadanya. Dalam Kis.20.24 Paulus berkata, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” Dan juga Paulus tidak pernah menyesal atas apa yang telah ia putuskan dalam Tuhan,dalam Filipi 3:13b dikatakan “tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

2. Availability: Siap Sedia Melayani ( II Timoitus 4:2)
Seorang Hamba Tuhan bernama Nick Vujicik, Ia dilahirkan dengan tidak memiliki kedua kaki dan tangan. Ia hanya memiliki telapak kaki sebelah kanan dan dengan itulah ia bisa beraktifitas. Secara manusia ia tidak mempunyai kemampuan apa-apa, tetapi di usia 24 tahun ia menjadi seorang Motivator rohani yang dipakai diseluruh dunia.Ada Sebuah kalimat yang selalu ia katakan dalam setiap kesaksiannya. yaitu “ God doesn’t want your ability but God wants your avaibility” artinya Allah tidak menginginkan Kemampuan saudara tetapi Allah menginginkan kesediaan saudara. Banyak Orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak sedia atau tidak punya waktu dalam pelayanan maka Allah tidak menginginkan hal itu, tetapi Allah menginginkan orang yang Sedia maka Allah akan memampukan dan melengkapi setiap orang yang mau datang menyerahkan dirinya kepadaNya.
Jadi Allah merindukan kita datang kepadaNya, Ia tetap sabar menantikan kita untuk bergabung dalam pelayananNya.

3. Innovative : Siap membuat Inovasi/ Terobosan baru
Dalam pelayanan Rasul Paulus terdapat daerah–daerah yang memiliki latarbelakang budaya, agama, dan sifat yang berbeda-beda. Oleh sebab itu Paulus tidak terpaku pada satu metode saja. Ia membuat banyak inovasi/terobosan –terobosan baru untuk membuat pelayanannya maju. Seperti pada waktu ia ada di Athena, Ia memakai salah satu Patung yang bertuliskan “Kepada Allah yang tidak dikenal “ (Kis.17:23) sebagai pendekatan memperkenalkan Allah yang benar kepada orang Athena. Demikian juga pada waktu ia ditangkap dan dihadapkan pada para ahli-ahli Taurat dari Golongan Farisi dan Saduki. Dalam persidangan itu Paulus mampu membuat terobosan dimana Ia bisa bebas dari pengadilan tersebut karena ia mengetahui bahwa Farisi dan Saduki memiliki pendapat yang berbeda tentang kebangkitan.
Jadi dalam pelayanan yang berhasil terobosan-terobosan baru sangat perlu dan semuanya itu berasal dari diri kita sendiri yang perlu dikembangkan. Ada orang berkata “ Temukan talentamu dan pakailah dalam pelayanan “ menurut saya justru pernyataan ini yang membuat orang selalu merasa tidak punya talenta apa-apa dalam pelayanan, karena dia tidak mpernah mencoba, maka diapun tidak pernah menemukannya.Saya lebih tertarik dengan pernyataan Rick Warren yang mengatakan “Cobalah terlibat dalam setiap pelayanan yang ada , maka anda akan menemukan talenta anda dalam pelayanan tersebut”. Pernyataan ini tidak membuat kita merasa minder, justru kita semakin ditantang untuk terlibat dulu dalam pelayanan maka saat itu pula kita akan tahu dimana tepatnya kita bisa membuat terobosan dalam diri kita untuk pelayanan.

4. Teachable : Siap Mengajar dan Menginjil ( II Tim.2:2 ; II Tim.2:15)
“Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” Pelayanan memelukan managemen yang baik, karena pelayanan bukan milik satu orang saja, tetapi milik orang-orang percaya dimana Tuhan mempercayakan pelayanan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu pelayanan yang berhasil adalah pelayanan yang bisa menghasilkan para pengajar-pengajar yang berkualitas dan yang layak dihadapan Allah sebagai pekerja yang tidak usah malu dan berterus terang dalam memberitakan Firman Kebenaran.(II Tim.2:15)
Jadi sebagai orang percaya, kita seperti bejana yang siap dibentuk oleh Tuhan menjadi bejana yang indah, Menjadi Anak Tuhan yang bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain yang siap sedia mengajar dan memberi jawab dengan kasih karunia, Paulus berkata kepada jemaat Kolose “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” ( Kolose 4:6)

5. Heart : Siap Memberi hati untuk pelayanan (I Tim.1:18)
“Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni ” Ada beberapa alasan orang melayani, yaitu :Pertama, karena Jabatan gereja yaitu melayani karena tugas organisasi yang diberikan, kedua, karena Budaya yaitu melayani karena bagian dari budaya,ketiga, karena kepuasan batin yaitu orang yang merasa bahwa pelayanan itu seperti hobbi yang memuaskan batin saja,keempat, karena hati yang terpanggil dalam pelayanan.
Semua motivasi ini akan teruji seiring dengan waktu. Dan sebagai anak Tuhan kita mau yang terbaik, kita sudah menerima yang terbaik dari Tuhan Yesus maka sudah selayaknya kita berikan pula yang terbaik dalam kehidupan kita untuk Tuhan Yesus. Memberi hati dalam pelayanan adalah motivasi yang luar biasa dalam pelayanan. Karena memberi hati dalam pelayanan maka Yesus mau datang ke dunia, Karena memberi hati dalam pelayanan maka Nommensen mau datang ke tanah Batak, karena memberi hati juga Misionaris Vernon Anderson dan ibu mau datang ke Indonesia melayani demikian juga para Hamba Tuhan dan orang percaya lainnya. Mereka mau meninggalkan daerah mereka, orang yang mereka kasihi, harta benda dan lain sebagainya hanya karena memberi hati dalam pelayanan.
Jadi saudaraku, marilah kita mewujudkan apa yang berkenan di hadapan Tuhan. kita tidak bisa berbuat untuk keselamatan kita tapi kita bisa berbuat untuk jadi terbaik karena keselamatan kita.Menjadi Orang percaya yang SETIA kepada Tuhan, Siap SEDIA melayani, Siap berINOVASI , Siap MENGAJAR dan Siap memberi HATI dalam pelayanan. MAJU TERUS......TUHAN YESUS MEMBERKATI


Disiapkan Oleh : Maruli Marpaung,MA
Artikel ini merupakan Visi yang sedang dijalankan dalam Pelayanan di GAA Makassar