Oleh: Maruli Marpaung,M.Th
Ada pernah sebuah pertanyaan ditujukan kepada saya sebagai berikut, “Bila Allah itu maha kuasa itu berarti Dia
dapat melakukan apa saja yang mau Ia lakukan. Tapi mengapa dalam hal Penebusan
Dosa, Allah melakukan sesuatu yang begitu rumit sampai mengorbankan AnakNya?
Bukankah ini suatu kebodohan? Di satu sisi sepertinya pertanyaan ini masuk
akal karena menurut akal sehat kita, mengapa Allah tega sampai mengorbankan
anakNya yang tak berdosa untuk menjadi pengganti orang-orang yang berdosa.
Namun di sisi lain Proses penebusan Allah itu menunjukkan kebesaran Allah yang
tak terselami oleh akal pikiran manusia, dan melalui peristiwa itulah Allah
yang kita sembah adalah Allah yang benar-benar berbeda dengan allah lain dan
tidak akan pernah kita temukan pada allah lain.
Bila kita berdiskusi bagaimanakah sifat-sifat
Allah? Pasti jawabannya adalah Allah Maha Besar, Allah Maha Kasih, Allah Maha
Kuasa, Allah Maha tinggi, Allah Maha Adil, dan lain sebagainya. Semua orang
dalam keyakinannya masing-masing pasti akan menjawab hal yang sama. Namun apa
yang membedakan Allah yang kita sembah dengan allah yang disembah oleh
keyakinan lain. Disinilah letak perbedaannya. Yaitu diantara sifat-sifat Allah
yang telah disebutkan diatas ada sifat yang saling bertolak belakang satu sama lain
yang pastinya sangat sulit untuk dipertemukan yaitu Allah Maha Kasih dan Allah
Maha Adil.
Dimanakah letak kontra dari kedua sifat ini? Allah
yang Kasih adalah Allah yang cenderung menunjukkan kasihNya kepada semua
orang, Firman Tuhan berkata, “kasih menutupi
banyak sekali dosa.” Karena Kasih Allah, Ia mau mengampuni dosa-dosa kita.
Namun di sisi lain Allah yang Adil adalah Allah yang tidak mau berkompromi
terhadap dosa. Allah harus menghukum dosa, Firman Tuhan berkata, “Tetapi oleh kekerasan
hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada
hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” Jadi kita lihat bahwa kedua sifat Allah ini
benar-benar kontra, Allah yang Kasih cenderung tidak mau menghukum dosa dan
Allah yang adil harus menghukum dosa. Kita melihat ada dilema di dalamnya. Inilah keunikan Allah
yang kita sembah. Kedua sifat ini
dipertemukan Allah dengan sebuah pengorbanan. Pengorbanan yang tidak dapat
dibandingkan dengan pengorbanan lainnya. Allah mempertemukan Kasih dan
KeadilanNya di dalam Diri Tuhan Yesus Kristus yang adalah Allah itu sendiri
datang ke dunia ini menjadi sama dengan manusia.
Tuhan Yesus adalah Allah
yang menjadi manusia, Ia meninggalkan sorga yang mulia demi untuk menunjukkan
kasihNya kepada kita orang berdosa. Ia datang dengan mengambil rupa seorang
hamba. Ia tidak mengenal dosa dibuat menjadi dosa karena kita sehingga di dalam
Dia kita bisa dibenarkan oleh Allah. Karena Allah itu Adil yang harus menghukum
dosa maka Allah mengorbankan AnakNya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus. Bila
Keadilan Allah ditujukan kepada manusia maka tidak ada yang dapat diselamatkan
karena semua manusia telah berdosa dan tidak dapat menyelamatkan dirinya
sendiri, Karena tuntutan Allah adalah sempurna, satu dosa saja telah mencemari
semua perbuatan baik kita. Jadi dengan perbuatannya manusia tidak mampu
memenuhi standard Allah yang sempurna. Maka Keadilan Allah dinyatakan melalui
pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu salib, Ia rela mati untuk menjalani hukuman atas
dosa-dosa kita, dimana upah dosa adalah maut, namun Tuhan Yesus telah menang
atas maut dan Ia menawarkan hidup kekal di surga sebagai suatu hadiah yang
diberikan secara Cuma-Cuma kepada setiap orang yang mau percaya dan menerima
Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Allah Maha Kasih dan Adil
hanya dapat ditemukan dalam diri Allah yang kita sembah yaitu Tuhan Yesus
Kristus, Tidak ada kasih yang seperti
ini.Jadi jangan sampai kita memiliki allah yang salah, bila kita masih belum memiliki
hidup kekal yang dijanjikan oleh Allah, mari evaluasi kehidupan kita. Datang
dan sembahlah Allah yang benar. Dosa yang menghalangi kita untuk datang
kepadaNya telah dibayar lunas oleh Allah yang Kasih dan Adil. Mari buka hati
untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat kita pribadi.